10 Perbedaan Mentalitas Kaya vs Mentalitas Miskin

Apakah Anda seorang kaya ? atau mungkin Anda miskin ?

Mungkin Anda pernah mengalami keduanya di beberapa titik dalam hidup Anda.

Baiklah, sebelumnya mari kita perjelas dulu, menjadi kaya bukan melulu tentang uang. Kaya yang kita bicarakan di sini meliputi, kesejahteraan, kelimpahan, waktu, kesuksesan, dan pola pikir yang benar.

Pasti selalu ada masalah sosial yang berkontribusi dan menyebabkan kemiskinan, namun, mentalitas kaya vs miskin juga dapat mendorong kekayaan dan kesuksesan.

Ada banyak orang miskin dengan mentalitas kaya, mereka miskin secara finansial karena keadaan. Dan banyak orang kaya secara finansial namun memiliki mentalitas yang buruk.

Baca juga, 60 Pelajaran Menjalankan Bisnis Online Selama 12 Tahun.

Namun, jika Anda dapat mengubah mentalitas Anda ke arah yang benar, maka Anda secara perlahan bisa menjadi sekaya yang Anda inginkan.

1. Kecerdasan

Orang dengan mentalitas kaya akan selalu berpikir menggunakan uang untuk berinvetasi terhadap kecerdasan mereka.

Kecerdasan ini bisa berupa pelatihan, sekolah, ilmu yang membuat mereka menjadi ahli dalam suatu bidang.

Kemudian, mereka akan menggunakan keahlian tersebut untuk mempercepat sesuatu proses pekerjaan & membantu orang lain.

Secara otomatis, ini akan mempercepat peningkatan keahlian mereka & mempercepat bisnis.

Orang dengan mentalitas miskin akan melihat uang sebagai peluang untuk konsumsi dan peningkatan gaya hidup.

Tantang Diri Anda:

Buat daftar 30 hari. Tahan diri untuk membeli sesuatu dari gaji Anda, belilah sesuatu yang benar-benar Anda butuhkan.

Pikirkan apa keahlian yang bisa meningkatkan nilai jual Anda, mulailah berinvestasi terhadap kecerdasan Anda.

2. Risiko vs Keuntungan

Orang dengan mentalitas kaya bersedia menginvestasikan sumber daya mereka tanpa mengharapkan mendapat keuntungan segera.

Tidak semuanya dilihat dari segi keuntungan, intinya adalah ambil kesempatan dan coba.

Ini semua tentang resiko vs keuntungan.

Orang dengan mentalitas miskin akan langsung berpikir :

“Apa untungnya bagi saya?”

“Mengapa harus menghabiskan uang untuk mengikuti pelatihan X, membayar hotel, menghabiskan waktu kalau tidak mendapatkan apa-apa?”.

Tantang Diri Anda:

Anda harus bersedia mengambil risiko yang sudah diperhitungkan.

Karena, sebuah keuntungan pastilah sebanding dengan resikonya. Menjadi tidak nyaman itu penting, itu berarti Anda sedang tumbuh.

3. Hubungan yang Baik

Orang dengan metalitas kaya berusaha membangun hubungan berdasarkan kepercayaan, kesukaan, kesepakatan bersama, dan saling menghormati.

Orang-orang dengan pola pikir kaya membantu orang lain dan membina hubungan tanpa mengharapkan imbalan apa pun.

Orang dengan mentalitas miskin akan selalu berpikir “Kau tolong aku…biar kutolong kau….!!!! “.

Tantang Diri Anda:

Anda adalah rata-rata dari 5 orang yang paling sering menghabiskan waktu bersama Anda. Mulailah mencari teman baru yang memiliki mentalitas kaya.

Jadilah orang terbodoh di ruangan itu. Jalin hubungan dengan orang-orang yang lebih pintar. Orang pintar membuat orang pintar semakin sukses.

4. Reputasi

Orang dengan mentalitas kaya memahami bahwa reputasinya adalah segalanya, bahwa kepercayaan dan rasa hormat diperoleh secara perlahan, melalui perjuangan keras, upaya berdarah – dan keduanya dapat hilang dalam sekejap.

Orang dengan mentalitas miskin berani mengorbankan reputasinya untuk menghasilkan uang dengan cepat.

Tantang Diri Anda:

Ambil jalan yang benar. Selalu pertimbangkan konsekuensi dari tindakan/keputusan Anda.

Baca juga, Cara Menjadi Penjual Yang Disukai Pembeli.

5. Merayakan Kesuksesan Orang Lain

Orang dengan mentalitas kaya merayakan keberhasilan orang lain. Ini terkait dengan kompetisi dan pertemanan. Anda memiliki 2 pilihan, meremehkan atau terinspirasi oleh kesuksesan orang lain.

Orang dengan mental miskin akan merasakan kecemburuan dan kepahitan di atas keberhasilan orang lain. Ia melihat segala sesuatu sebagai permainan hidup atau mati.

Tantang Diri Anda:

Akan selalu ada orang yang mencapai lebih banyak dan kemungkinan besar melakukannya lebih baik dari Anda.

Temukan pesaing dan jadikan mereka guru Anda. Jadilah rendah hati dan penuh rasa syukur dan Anda akan sangat dihargai.

6. Pola Pikir Mentor

Orang dengan metalitas kaya memahami bahwa ia tidak akan pernah tahu segalanya dan bahwa sesuatu dapat dipelajari dari semua orang.

Orang denga mentalitas miskin menipu dirinya sendiri, untuk percaya bahwa ia tahu segalanya, dan bahwa perspektif yang berlawanan itu salah bahkan sebelum mendengarnya.

Tantang Diri Anda:

Berusahalah untuk menempatkan diri dalam situasi di mana Anda tidak berpengalaman dan tidak nyaman, belajarlah dari orang yang Anda anggap lebih pintar dari Anda.

Orang-orang terkenal dalam sejarah hampir semuanya tidak takut mengubah pendapat mereka berdasarkan informasi baru.

7. Anda Tidak Bisa Melakukan Itu Semua

Orang dengan mentalitas kaya memahami bahwa ia tidak dapat melakukan segalanya.

Ia tahu bahwa tim yang tepat lebih penting daripada dikerjakan seorang diri.

Orang dengan mentalitas miskin menipu dirinya sendiri dengan berpikir bahwa ia dapat melakukan segalanya jika ia bekerja cukup keras.

Tantang Diri Anda:

Hanya karena sesuatu perlu dilakukan, bukan berarti Anda harus melakukannya.

The Way of the Essentialist bukan tentang menyelesaikan lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.

Ini tentang menyelesaikan hal-hal yang benar saja.

8. Merangkul Kompetitor

Orang dengan mentalitas kaya akan merangkul persaingan dan paham bahwa besi menajamkan besi.

Orang dengan mentalitas miskin merasa dihalangi oleh persaingan.

Ia mengeluh bahwa “seseorang sudah sampai di sana lebih dulu” atau, “saya pasti sudah kalahlah mana sanggup saya bersaing denga mereka, saya mungkin berhenti sekarang.”

Tantang Diri Anda:

Band Fenomenal Slank sudah ada sebelum Dewa 19 muncul dan yang satu tidak menghambat kesuksesan atau potensi pertumbuhan yang lain.

Ada sepotong kue untuk semua orang.

9. Tahu Kapan Harus Berhenti

Orang dengan mentalitas kaya berhenti secara strategis.

Ia berencana untuk berhenti ketika menyadari potensi keuntungan tidak dapat dijangkau dengan sumber daya yang ada, atau tidak sebanding dengan rasa sakit dari pekerjaan yang dilakukan.

Orang dengan mentalitas miskin berhenti karena alasan sepele seperti, bosan, tidak nyaman, semua alasan yang sifatnya hanya jangka pendek.

Tantang Diri Anda:

Berhenti dari pekerjaan karena tidak suka dengan bos atau gunakan alasan ketidaksukaan itu untuk mencari pekerjaan baru, sebelum meninggalkan pekerjaan lama Anda.

Jangan terburu-buru keluar dari pekerjaan karena emosi,  hal-hal buruk selalu terjadi setiap minggu, biarkan pengalaman itu mendorong Anda maju.

Jangan terlalu reaksioner.

Baca artikel, 7 Cara Memulai Bisnis Online Tanpa Berhenti dari Pekerjaan Anda.

10. Tidak ada istilah “Selesai”

Orang dengan mentalitas kaya memahami bahwa tidak ada kata “Selesai” selama mereka masih bisa berkarya.

Hidup ditentukan oleh tantangan dan pembelajaran.

Orang dengan mentalitas miskin percaya bahwa suatu hari mereka akan “pensiun” – tidak melakukan apa-apa.

Bahwa semua pekerjaan hanyalah “membayar kebutuhan” dalam perjalanan kehidupan yang santai.

Sialnya, pola pikir seperti inilah yang menahan kemajuan seseorang ke titik tertinggi dalam hidupnya.

Tantang Diri Anda:

Jika Anda tidak harus bekerja selama sisa hidup, apa yang akan Anda lakukan setiap hari?

Hobi, baik itu berkebun, memasak, mengajar, dll, harus menjadi sesuatu yang Anda fokuskan dan kembangkan.

Mulailah Belajar.

Bukan kebetulan, banyak orang yang malah membangun bisnis yang berawal dari hobi.

Sekolah musik, dan usaha kecil dimulai sebagai tantangan, keinginan belajar hal baru dan akhirnya tumbuh menjadi sesuatu yang besar dan menghasilkan.

Artikel Lainnya

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0