Pada artikel ini, akan membahas : Apa itu Reksadana? Apa keuntungan dan kerugian reksadana dan bagaimana cara membeli reksadana.
Sebenarnya sudah banyak materi di Youtube atau blog yang menjelaskan tentang reksadana, tapi hampir semuanya sepertinya ada unsur jualannya.
Nah, supaya lebih jujur dan tidak bias, maka di artikel ini kita akan membahas tentang reksadana tanpa jualan agar kita lebih terbuka membahas sisi jelek dan sisi baik reksadana.
Apa itu Reksadana ?
Baiklah, mari kita mulai, apa itu reksadana ? reksadana adalah salah satu produk keuangan, dimana kita, dan ribuan orang lain, yaitu para “investor” dalam tanda kutip mengumpulkan dana kita jadi satu.
Dana tersebut kemudian diserahkan ke pihak lain, yaitu perusahaan yang menjadi “manager investasi” untuk diinvestasikan ke berbagai instrumen keuangan lain, misalnya ke saham, obligasi, dan pasar uang.
Nah, jenis reksadananya, menentukan ke mana uang kita akan diinvestasikan.
Di Indonesia, biasanya ada 4 jenis reksadana yang bisa ditemui :
- Pertama itu Reksa Dana Pasar Uang
Kalaukita masuk ke reksadana pasar uang, uang kita akan diinvestasikan ke deposito dan Sertifikat Bank Indonesia.
- Reksa Dana Pendapatan Tetap
Untuk jenis reksadana pendapatan tetap, mayoritas uang kita akan dimasukan ke obligasi atau surat hutang.
- Reksadana Saham
Kemudian ada Reksadana Saham untuk jenis ini, uang kita 80% ke atas akan dibelikan saham.
- Reksadana Campuran
Reksa Dana Campuran. Sesuai namanya, untuk reksadana ini uang kita bisa masuk ke obligasi maupun saham, dan juga deposito.
Nah, kenapa kita gak investasikan sendiri aja ke saham atau obligasi ? apa sih untungnya lewat reksadana?
Kita langsung bahas di positif dan negatifnya reksadana.
Sisi positif atau Keuntungan Reksadana
Kita mulai dari keuntungannya atau positifnya
- Keuntungan Pertama adalah adanya Manager Investasi
SBI itu apa sih? Obligasi atau Bonds itu apa? Beli saham gimana ya caranya?
Kalau kita sebagai orang awam dan gak bisa jawab 3 pertanyaan itu dan ngak punya waktu untuk cari tau lebih baik kita investasi di reksadana.
Karena direksadana ada yang Namanya Manager Investasi, nah ceritanya dia ini adalah seorang profesional keuangan yang ahli dan berpengalaman, dalam berinvestasi.
Jadi kita tinggal titipkan uang kita ke dia atau ke mereka, dan mereka yang akan mikir gimana caranya untuk diversifikasi, dan gimana caranya untuk dapat keuntungan maksimal.
Jadi intinya, keuntungannya kita bisa titipkan uang kita ke orang yan ngerti cara berinvestasi dan dia yang akan mengembangkan uang kita.
- Keuntungan kedua adalah Reksadana Bisa Dibeli Eceran.
Maksudnya gimana ini ?, dengan uang yang relatif kecil yaitu dengan 100 ribu kita sudah bisa mulai beli reksadana.
Coba kalau kita bandingin dengan instrumen keuangan lain, kalau kita beli sendiri.
Contohnya deposito, agar kita bisa dapat bunga deposito tinggi, yang kira-kira setaralah dengan reksadana pasar uang, biasanya kita harus masukin uang minimal 1 miliar.
Untuk obligasi, kalau kita beli sendiri, umumnya kita harus beli minimal dalam kelipatan 5 juta atau bahkan 50 juta untuk bisa masuk ke obligasi
Lalu untuk saham kita harus masuk minimal 1 lot, atau 100 lembar dan harganya itu sangat tergantung harga saham bisa aja satu lembar nya itu 50 ribu
Dan umumnya broker pun mengharuskan kita melakukan penempatan dana minimal 5 juta untuk bisa mulai jual beli saham.
Jadi keuntungan kedua ini adalah orang-orang yang tadinya uangnya belum cukup untuk mulai investasi sendiri, kalau pakai reksadana, dia bisa masuk kecil-kecilan dari 100 ribu tadi.
- Reksadana bisa dijual kapan saja.
Reksadana bersifat “likuid” atau bisa dijual kapan saja. Kita bisa bandingkan dengan deposito, dimana kita harus menunggu jatuh tempo dulu baru bisa dicairkan kalau reksadana kita bisa cairkan kapan saja.
Sisi Negatif atau Kerugian Reksadana
Nah, berikutnya kita masuk ke sisi negative reksadana yang jarang disebut oleh orang-orang yang jualan reksadana.
- Ada Fee Untuk Manager Investasi
Ingat manager investasi tadi ? orang yang mengurus uang kita? Kita harus membayar mereka.
Bayaran untuk manager investasi itu bervariasi, biasanya akan ada fee 2 kali, yang pertama itu ketika kita transaksi beli reksadana.
Fee nya umumnya 1% sampai 3% kemudian nanti juga ada fee ketika kita jual, biasa nya 0.5% sampai 1% jadi sebelum kita beli reksadana, jangan lupa untuk cek dan hitung fee nya berapa.
- Kinerja dari Manager Investasi
Kedua adalah kinerja dari manager investasi, jadi ini juga bisa jadi sisi negative karena banyak juga saat-saat dimana manager investasi yang kita pilih tidak menghasilkan kinerja yang diinginkan.
Misalnya, kinerjanya kalah dibanding produk lain dari manager investasi sebelah atau bahkan bisa saja reksadana saham kinerjanya bisa lebih buruk dari pada indeks saham.
Nah, kitab isa rugi sudah bayar fee 2% tapi ternyata kinerjanya kalah dibandingkan dengan indeks.
Jadi sebenarnya kalau kita punya niat untuk belajar instrumen keuangan atau belajar saham dan kita punya waktu untuk memantau dan mengerjakan sendiribisa jadi hasilnya akan lebih baik kalau kita berinvestasi sendiri tanpa lewat reksadana
- NAB belum settle pada saat transaksi
NAB itu adalah harga reksadana yang kita lihat di daftar reksadana atau di menu reksadana yang ada di bank.
Misalnya adalah NAB/UP atau harga per unit reksadana ini dihitungnya dengan menjumlahkan total dana yang dikelola dibagi dengan total unit.
Nah, NAB ini baru akan dihitung dan baru akan settle di akhir hari jadi ketika kita transaksi di siang hari kita gak akan tau tuh, kita lagi beli atau jual di NAB harga berapa saat transaksi.
Dan ini makin diperparah lagi kalau kita beli di bank karena kalau kita beli reksadana di bank kita harus transaksi sebelum jam 12 siang untuk dapat NAB harga hari itu.
Jadi, kalau misalnya misalnya beli jam 3 sore, kita akan dapat NAB di hari besoknya yang kita lebih ngak tau lagi itu di harga berapa.
Untuk reksadana saham, bisa aja ada perubahan harga signifikan di akhir hari, yang tidak sesuai dengan prediksi kita.
Misalnya kita prediksi beli di harga murah, bisa aja nanti ternyata di setengah hari terakhir harganya naik, ternyata kita beli di harga yang tidak sesuai dengan prediksi kita.
Resiko Reksadana
Lalu sekarang kita masuk ke risiko reksadana, ini juga sesuatu yang penting, yang jarang disebutkan oleh orang yang jualan reksadana.
Tapi, ini bukanlah sesuatu kerugian atau hal negative karena semua instrumen keuangan mau reksadana, obligasi, maupun saham pasti punya resiko.
Yang penting sebelum kita masuk ke reksadana, kita harus paham risikonya.
- Resiko Reksadana Pasar Uang
Untuk reksadana pasar uang, ini yang risikonya paling kecil karena uang kita akan masuk ke deposito, maka keuntungannya juga tiap tahunnya mirip-mirip dengan deposito kalau di 2023, ya rata-rata antara 4-6% per tahun
Resikonya adalah, kalau tiba-tiba ekonomi Indonesia goyang, kalau kita punya deposito pribadi itu masih dijamin oleh LPS.
Maksudnya kalau banknya bangkrut, LPS yang akan mengganti uang deposito kita, asalkan di bawah 2 miliar.
Sedangkan kalau kita uangnya di reksadana pasar uang, tidak ada yang akan menjamin.
- Resiko Reksadana Pendapatan Tetap & Campuran
Nah, begitu masuk ke reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran, resiko mulai makin besar, karena sudah mulai ada obligasi dan saham berarti mulai ada risiko penurunan harga.
Untuk reksadana pendapatan tetap dan campuran dalam 1 tahun bisa saja keuntungannya 3x lipat dari deposito, tapi karena tadi ada risiko penurunan harga, bisa aja dalam 1 tahun yang kita terima bahkan di bawah bunga deposito, tergantung harga obligasi dan harga saham.
- Resiko Reksadana Saham
Dan terakhir reksadana saham, ini yang risikonya paling besar.
Walaupun biasanya gak jauh dari pergerakan indeks IHSG, tapi kalau kita salah timing atau salah pilih Manager Investasi bisa aja tuh, sering dalam 3 tahun kok uangnya tergerus terus gak pernah untung.
Nah itu risikonya
Dan reksadana saham ini yang sering ada janji “wah keuntungannya bakal 20% per tahun”.
Faktanya, reksadana terbaik aja itu rata-rata keuntungannya 12-16% per tahun, nah itu yang terbaik yang lain itu bisa sangat bervariasi dalam jangka waktu 5 tahun ada yang per tahunnya tuh hanya 4% atau bahkan lebih kecil.
Nah, lihat sendiri nilainya jadi lebih kecil dari deposito.
Nah itu risikonya di reksadana saham
Bagaimana Cara Membeli Reksadana ?
Cara paling mudah beli reksadana adalah lewat bank
Mudah, karena pastinya kita sudah punya rekening bank masing-masing, jadi yang perlu dilakukan adalah beli reksadana lewat bank.
Caranya ada 2, bisa ke cabang atau bisa online.
Kalau di cabang, kita datang ke cabang, kita harus ketemu customer service atau CS atau bisa ketemu dengan yang namanya relationship manager biasanya reksadana itu ngak ada disemua cabang dan gak semua CS bisa jual karena perlu sertifikasi khusus.
Tapi di cabang yang bisa, nanti kita ke CS, kita pilih reksadananya isi formulir, nah, otomatis bank akan memindahkan dana kita dari rekening ke manager investasi, ini bisa dilakukan di bank-bank apapun misalnya BCA dan Mandiri.
Yang kedua, ada beberapa bank yang sudah maju, kita gak perlu ke cabang untuk buka reksadana, cukup lewat online atau lewat app di handphone.
Ini sangat menghemat waktu karena kita bisa transaksi dari manapun, tapi jika belum punya rekening, kita tetap harus pergi ke cabang untuk buka rekening, aktifin aplikasi dan aktifin reksadana.
Nah setelah itu, baru kita bisa beli lewat handphone.
3 bank yang saya tahu bisa beli reksadana lewat online adalah :
- Bank Commonwealth
- Bank Permata
- Bank Citibank
Selain bank, banyak cara lain untuk beli reksadana yaitu bisa lewat perusahaan sekuritas dan yang terbaru bisa lewat website seperti situs jual beli, kaya Tokopedia, Bukalapak, itu sudah jualan reksadana
Atau ada website yang khusus juga buat reksadana seperti Bareksa tapi ribetnya adalah, kamu harus buka akun dulu di situs tersebut.
Sebenarnya, ada keuntungan tambahan kalua kita lewat sekuritas atau website-website tadi, yaitu: fee-nya akan lebih rendah dari bank, bahkan bisa gratis.
Kesimpulan
Nah, itu dia penjelasan sederhana tentang apa itu reksadana, apa keuntungan dan kerugian reksadana, bagaimana cara membeli reksadana.
Intinya kalau kita ngak punya waktu untuk belajar dan memantau obligasi dan saham mungkin reksadana ini bisa jadi pilihan yang lebih tepat.
Yang penting kita harus pastikan bahwa kita sudah tahu semua risiko dan semua fee yang ada sebelum kita mulai beli reksadana.
Tapi walau begitu, saya juga menyarankan setiap orang untuk sesegera mungkin mulai berinvestasi, mau itu deposito, reksadana, maupun saham.
Kita harus mulai belajar dan kita harus mulai sedini mungkin
0 Komentar