Baik, tapa perlu bertele-tele, apa gunanya plugin w3 total cache ?
Saya tidak akan menjelaskan secara teknis bagaimana cara plugin ini bekerja, sederhananya, plugin ini membuat website WordPress Anda menjadi lebih cepat untuk diakses.
Website yang cepat tentu membuat pengunjung senang, peluang terjadinya klik iklan & terjadinya transaksi akan lebih besar.
Jumlah pengunjungpun akan lebih banyak.
Masalahnya, Anda bingung dengan banyaknya istilah caching, minification, dan content delivery, dll.
Mau website cepat, tapi istilah-istilah ini membuat kepala Anda pusing.
Dalam panduan ini, kita akan membahas bagaimana cara mengatur plugin w3 total cache dan cloud flare agar website Anda bisa cepat diakses oleh pengunjung.
Hebatnya, Anda dapat menggunakan w3 total cache + cloudflare secara gratis.
Saya akan memandu Anda melalui setiap langkah menggunaka6666n screenshoot.
Bagaimana W3 Total Cache dan CloudFlare meningkatkan kecepatan halaman?
Selain hosting yang bagus, ada 2 hal yang membuat website WordPress Anda cepat untuk diakses :
- Plugin caching yang bagus
- Content Delivery Network (CDN)
W3 Total Cache menangani bagian caching.
Caching mempercepat situs Anda dengan menyajikan file statis daripada konten yang dirender secara dinamis.
CloudFlare meningkatkan kecepatan website dengan metode lain: pengoptimalan pengiriman konten.
Tanpa CDN, setiap pengunjung website Anda harus mengunduh semua file Anda dari satu lokasi – pusat data web Anda.
Jika pengunjung Anda berada di Paris, Texas, atau Paris, mereka harus mengakses data website Anda dari tempat yang sama.
CDN mengubahnya dengan membuat beberapa versi global data Anda.
Jadi, pengunjung dapat mengunduh file statis seperti gambar dan video dari pusat data terdekat, bukan dari server web Anda yang jauh.
Server yang dekat ini mengurangi waktu unduh sehingga mempercepat web Anda.
Dengan menggabungkan W3 Total Cache dan CloudFlare, maka website Anda akan benar-benar cepat untuk diakses.
Cara Mengatur dan Mengkonfigurasi W3 Total Cache
Kebanyakan plugin WordPress tinggal ‘plug & play’, install, aktifkan…udah biarkan jalan sendiri.
Untuk plugin W3 Total Cache, Anda perlu melakukan pengaturan.
Plugin w3 total cache memiliki 13 item menu yang berbeda … hanya di tab Pengaturan Umum.
Meskipun terkesan ribet, tapi hasil yang didapatkan akan sepadan.
Langkah 1: Instal dan aktifkan plugin W3 Total Cache
Mulailah dengan menginstal dan mengaktifkan W3 Total Cache.
Jika Anda tidak tahu cara menginstall plugin, silahkan baca artikel tentang langkah-langkah menginstall plugin WordPress.
Silahkan masuk ke menu Plugin >> Tambah Baru kemudian install plugin W3 Total Cache.
Pastikan Anda mengaktifkan plugin tersebut.
Kemudian, buka pilihan konfigurasinya dengan mengklik tab Kinerja.
Langkah 2: Konfigurasikan General Settings
Hal pertama yang perlu Anda konfigurasikan adalah General Settings W3 Total Cache.
Tab ini mengaktifkan/menonaktifkan semua fitur yang akan Anda konfigurasikan secara lebih mendetail nanti.
Saya akan membahasnya secara berurutan dari atas ke bawah.
-
General
Ini adalah pilihan yang memungkinkan Anda membuat plugin W3 Total Cache melakukan setting otomatis.
Karena kita akan mengatur secara manual, maka abaikan pilihan ini.
Pilihan ini memungkinkan Anda mengaktifkan mode Pratinjau.
Dalam mode pratinjau, Anda dapat menguji perubahan sebelum menerapkannya ke website Anda.
-
Page Cache – AKTIFKAN
Ini adalah fitur paling penting dari W3 Total Cache. Dengan mengaktifkan Page Cache saja akan meningkatkan kinerja website Anda secara maksimal.
Tentunya, Aktifkan Page Cache. Untuk metode ini, sialhkan pilih Disk: Enhanced, yang seharusnya menjadi default:
-
Minify – NONAKTIFKAN
Minify dapat menyusutkan kode script website Anda tanpa menghilangkan fungsinya.
Jika Anda ingin memperingkas kode website untuk meningkatkan waktu pemuatan halaman, silahkan aktifkan pilihan ini.
CloudFlare juga mendukung fungsi minifikasi.
Jika Anda ingin menjalankan fungsi minify lewat cloudflare, silahkan non-aktifkan pilihan ini.
Oleh karena itu, jangan aktifkan Minify di W3 Total Cache jika Anda berencana untuk mengikuti tutorial lengkap ini dan menggunakan CloudFlare.
-
Cache Database – NONAKTIFKAN
Database adalah tempat semua data berupa posting, halaman, dan segala hal lainnya disimpan.
Cache Database dapat meningkatkan performa database Anda dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk memuat postingan, halaman, dan feed RSS.
Namun jika Anda menggunakan shared hosting, mengaktifkan cache database bisa memperlambat website Anda, karena akan membebani kerja dari CPU server Anda.
Jadi, jika Anda menggunakan shared hosting dengan anggaran terbatas, sebaiknya biarkan Cache Database Dinonaktifkan.
Jika Anda menggunakan dedicated server atau VPS, Anda dapat mengaktifkannya.
-
Object Cache – AKTIFKAN
Object Cache juga kemungkinan kurang berfungsi baik di shared hosting.
Namun, Anda bisa mencoba mengaktifkan pilihan ini, jika Anda melihat bahwa dashboard admin WordPress berjalan lambat, silahkan non-aktifkan pilihan ini.
Tetapi untuk saat ini, Aktifkan Object Cache dan pilih metode Disk:
-
Browser Cache – AKTIFKAN
Browser Cache mempercepat website dengan cara menyimpan cache code statis di browser pengunjung, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk terus memuat ulang konten statis.
Silahkan aktifkan pilihan ini :
-
CDN – NONAKTIFKAN
Meskipun Anda akan menggunakan CDN (CloudFlare), ini bukan tempat Anda akan mengkonfigurasinya.
Jadi biarkan CDN Dinonaktifkan, kita akan konfigurasikan CDN di CloudFlare nanti.
-
Reverse Proxy – NONAKTIFKAN
Reverse Proxy adalah konsep lanjutan yang umumnya membutuhkan dedicated server atau VPS.
Jadi, jika Anda menggunakan shared hosting, nonaktifkan pilihan ini.
-
Monitoring – TIDAK ADA TINDAKAN
Anda tidak perlu mengonfigurasi Monitoring. Abaikan saja.
-
Debug – DINONAKTIFKAN
Kecuali ingin men-debug website, Anda sebaiknya mengabaikan pilihan ini.
Pilihan ini hanya akan menambahkan kode yang tidak perlu ke website Anda.
Itu saja yang perlu untuk Pengaturan Umum!
Selanjutnya, Anda dapat mengonfigurasi metode lain secara lebih detail.
Langkah 3: Konfigurasikan Page Cache
Pertama, buka pengaturan Page Cache.
Kemudian, melalui berbagai pilihan pada halaman dengan mengikuti petunjuk ini.
Pada menu yang tidak dibahas pada pengaturan di bawah ini, Anda dapat mengabaikan dan membiarkan nilainya secara default.
-
General
Pada kolom ‘General’, pastikan Anda mencentang kotak ini untuk mengaktifkannya:
- Cache front Page
- Cache Feed
- Cache SSL – CloudFlare menawarkan sertifikat SSL gratis, Anda dapat mengaktifkan kotak ini meskipun saat ini Anda tidak menggunakan SSL.
- Don’t cache pages for log users
Anda dapat membiarkan yang lainnya dinonaktifkan (tidak dicentang):
-
Cache Preload
Isi bagian ini dengan mengikuti pengaturan ini:
- Automatically prime the page cache: Centang
- Update interval: 900 seconds
- Pages per interval: 10
- Sitemap URL: Tautan ke sitemap website Anda jika ada. Biasanya “domainanda.com/sitemap.xml” untuk sebagian besar plugin SEO.
- Preload the post cache upon publish events: Centang
Konfigurasikan Page Cache
Anda dapat dengan aman membiarkan pilihan yang lainnya sebagai default.
Langkah 4: Konfigurasi Object Cache
Minify atau Database Cache tidak harus diaktifkan, Anda dapat langsung beralih ke pengaturan Object Cache.
Biarkan nilainya default seperti pada screenshoot di bawah ini :
- Garbage collection interval: 3600 seconds
- Comment Cookie Lifetime: 1800 seconds
Langkah 5: Konfigurasikan Browser Cache
Ini adalah metode terakhir yang perlu Anda konfigurasikan!
-
General
Pada menu ‘General’, silahkan centang beberapa pilihan berikut :
- Set Last-Modified header: Centang
- Set expires header: Centang
- Set cache control header: Centang
- Set entity tag (eTag): Centang
- Set W3 Total Cache header: Centang
- Enable HTTP (gzip) compression: Centang
Anda dapat membiarkan pilihan lain tidak dicentang:
Anda dapat membiarkan semua bagian lain pada Browser Cache sebagai defaultnya.
Langkah 6: Konfigurasi W3 Total Cache CloudFlare Extension
Pada bagian ini, kita akan mengaktifkan eksensi Cloudflare di plugin W3 Total Cache, silahkan pilih menu Ekstensi pada plugin W3 Total Cache dan Aktifkan CloudFlare.
Setelah Anda mengkonfigurasi CloudFlare, Anda harus kembali ke halaman ini untuk memasukkan API login CloudFlare Anda.
Cara Mengatur dan Mengkonfigurasi CloudFlare Untuk WordPress
Pada bagian ini, kita akan mengkonfigurasi cloudflare yang akan kita hubungkan dengan plugin W3 Total Cache.
Langkah 1: Buat akun CloudFlare dan tambahkan website Anda
Silahkan buka website CloudFlare dan mendaftar untuk membuat sebuah akun.
Setelah Anda membuat akun, CloudFlare akan meminta Anda untuk menambahkan web Anda.
Silahkan masukkan domain web Anda dan klik ‘Add site’ :
Langkah 2: Pointing data DNS Anda
Pada layar berikutnya, silahkan masukkan atur alamat domain Anda. Masukkan IP server hosting dimana website WordPress Anda berada.
Langkah 3: Pilih level paket Anda
Untuk awal, Anda boleh coba paket gratis.
Jika Anda merasa tertarik dengan layanan mereka, Anda boleh mencoba paket berbayar yang tentunya memiliki fitur lebih lengkap dan pro.
Langkah 4: Perbarui server nama Anda
Pada langkah terakhir, silahkan perbaharu nama server pada pengaturan domain Anda, ubah menjadi nama server yang diberikan oleh cloudflare.
Jika Anda kurang paham, silahkan hubungi penyedia domain Anda untuk meminta bantuan cara mengubah nameserver domain Anda.
Kalau Anda belum melihat perubahan, silahkan tunggu 24 jam untuk menerapkan perubahan nama server.
Langkah 5: Aktifkan CloudFlare di W3 Total Cache
Hampir selesai, sekarang waktunya menghubungkan cloudflare dengan plugin W3 Total Cache.
Silahkan buka kembali dashboard WordPress Anda. Masuk ke menu Performance >> Extensions >> CloudFlare, kemudian pilih ‘Pengaturan’.
Klik tombol ‘Authorize’ yang berada dalam tabel ‘Credentials’.
Masukkan email akun CloudFlare & API CloudFlare Anda, untuk menghubungkan plugin W3 Total Cache.
Untuk mendapatkan API Key CloudFlare, silahkan login ke akun Cloudflare Anda lalu klik tautan ini, Anda akan masuk ke API Tokens.
Langkah 6: Aktifkan CloudFlare Minify
Jika Anda tidak mengaktifkan pengaturan minify pada plugin W3 Total Cache, Anda bisa mengaktifkan fitur minify pada CloudFlare.
Selesai!
Simpan pengaturan Anda.
Jika perlu, Anda juga dapat mengonfigurasi SSL dan pengaturan keamanan di halaman ini. Namun, tidak masalah jika Anda membiarkannya sebagai default untuk saat ini.
Kesimpulan
Kita sudah membahas bagimana cara mengatus w3 total cache & cloudflare untuk mempercepat akses website WordPress Anda.
Namun, jangan salah pengertian. Agar website Anda bisa cepat diakses, hosting yang Anda gunakan juga haruslah bagus kinerjanya, atau Anda bisa gunakan VPS agar webiste WordPress Anda cepat diakses.
Selain cara di atas, mungkin Anda ingin membaca artikel 15 Cara Mempercepat loading Website WordPress untuk menambah pengetahuan Anda tentang cara mempercepat website WordPress.
Artikel yang akurat lengkap dan sangat bermanfaat , terima kasih