Cara Merayu Pembeli Dengan Mencampurkan Emosi & Fakta

Ketika Anda menawarkan produk/jasa, Anda sudah memperlakukan calon pelanggan secara terhormat.

Semua informasi yang dibutuhkan pembaca sudah terpapar secara gamblang.

Copywriting Anda sudah terdengar halus.

Dalam pikiran anda semuanya sudah sempurna….perfecto…!!!

Tapi….tidak ada yang beli ……!!!!

Oke,lanjut….

Anda menawarkan diskon agar calon pembeli segera melakukan tindakan – menghubungi Anda untuk mendapatkan penawaran, membeli produk terbaru dari Anda, atau setidaknya mendaftarkan email mereka untuk berlangganan artikel dari Anda.

Hasilnya juga minim…..

Hmmm….sepertiny ada yang kurang.

Tapi apa?

Izinkan saya menceritakan kisah singkat tentang sebuah percakapan beberapa tahun yang lalu.

Saya punya seorang teman yang kebetulan seorang yang sukses, pekerjaannya bagus dan usianya masih muda. Intinya sih dia masuk kalangan “the have….”

Dia mengatakan kepada saya bahwa dia telah membeli sepeda baru. Mungkin sepeda ke-6 atau ke-7 yang dia miliki. Dan dengan bangga dia mengatakan harganya Rp. 100juta.

Buseeettt….50 x lipat dibanding harga motor bebek yang sudah saya pakai melanglang buana.

Pertanyaanya. Apa yang membuat sepedanya begitu istimewa?

Dia menjelaskan kepada saya bahwa sepedanya sangat ringan. Anda hampir bisa mengangkatnya dengan satu jari.

Heehhh….

Terkecuali Anda seorang atlet balap sepeda Internasional, apakah memiliki sepeda super duper ringan sangat penting buat Anda?

Apakah membeli sepeda seharga Rp. 100juta adalah keputusan yang rasional?

Atau ini adalah tentang prestise, rasa ingin memiliki, perasaan bangga ketika Anda mengendarai sepeda yang sama dengan milik atlet professional ?

Sebagai pembeli, kita pasti membenarkan pembelian kita dengan argumen rasional.

Kita membeli BMW dengan alasan lebih nyaman dipakai berkendara dibanding mobil merk lain.

Kita membeli iPhone 7 dengan alasan karena jauh lebih baik daripada iPhone 6 lama kita atau HP Android lainnya.

Benarkah ?

Mobil merk lain juga nyaman dipakai untuk berkendara, HP Android Siomay harga 1,2 juta juga masih mampu dipakai untuk foto, chatting, browsing bahkan memainkan game berat.

Fakta sebenarnya adalah bahwa kita tertarik pada merek, model, desain, dan kemudian menemukan cara untuk membenarkan apa yang sudah kita beli.

Daya tarik emosional datang pertama, kemudian disusul dengan pendapat rasional.

Semua terjadi karena produk tersebut berhasil menarik emosi kita.

Itulah sebabnya legenda copywriting Joseph Sugarman mengajarkan kita:

Anda menjual dengan emosi, tetapi Anda membenarkan pembelian dengan logika

Oke, sekarang bagaimana cara kerjanya dalam praktik penawaran produk/jasa ? Bagaimana Anda dapat mencampur emosi dan logika ketika Anda tidak memiliki anggaran pemasaran jutaan dolar seperti Apple atau BMW?

Mari kita lihat beberapa contoh …

Sampaikan Keinginan dan Tambahkan Fakta

Bagaimana produk atau layanan Anda mengubah kehidupan orang? Bagaimana Anda membuat pembeli merasa lebih baik?

Baik, berikut contoh penawaran asuransi XXX yang mengaduk-aduk emosi sebelum memasukkan fakta untuk membujuk para pembaca :

Bayangkan jika suatu hari nanti Anda menderita sakit dan uang yang Anda tabung dengan susah payah habis untuk membayar tagihan Rumah Sakit. Gaji bulanan anda bahkan tidak cukup untuk menutupi sisa tagihan, biaya pendidikan anak menjadi terbengkalai, orang yang Anda cintai ikut merasakan betapa pahitnya kehidupan.

Hidup terkadang tidak bisa ditebak.

Namun bersama kami awan mendung dalam kehidupan tidak menjadi masalah.

Lebih dari 10 tahun berpengalaman dalam asuransi kesehatan, 1,523 juta orang dan 4.869 perusahaan mempercayakan jaminan kesehatan mereka kepada asuransi XXX. Asuransi XXX telah membayarkan klaim sebesar 523 Milyar dalam tahun ini untuk kasus sakit ringan sampai sakit berat seperti kanker.

Proses klaim yang cepat, mencover 140.353 Rumah Sakit di Indonesia, 1.453 Rumah Sakit Luar Negeri untuk memastikan masalah kesehatan Anda ditangani dengan cepat dan menjadi prioritas utama dibanding pasien lain.

Dalam minggu ini, 1.523 orang baru saja bergabung dengan asuransi XXX.

Bagaimana  promosi ini bekerja:

  • Paragraf pertama menggunakan kalimat emosional: menderita sakit, uang tabungan habis, anak putus sekolah, orang yang dicintai menderita.
  • Paragraf berikutnya menggunakan fakta-fakta : lebih dari 10 tahun; 1,523 juta orang, 4.869 perusahaan, proses klaim cepat, 140.353 rumah sakit, menjadi pasien prioritas.

Untuk mendekati dan masuk ke dalam pikiran calon pembeli, coba pikirkan apa yang diinginkan oleh calon pembeli Anda.

Bagaimana Anda membuat mereka merasa lebih bahagia, lebih santai atau lebih produktif ?

Kemudian sertakan dengan fakta.

Memaksimalkan Daya Tarik Emosional

Bisakah Anda membuat daya tarik emosional lebih kuat dengan deskripsi yang lebih sensoris?

Kita lanjut dengan contoh promosi dari sebuah minuman katakanlah “BuaVital” dengan produk jus jeruk, nenas dan mangga dalam 1 kemasan.

:

Ingin rasanya minum jus segar ketika  matahari menyengat serasa di Gurun Sahara, buat tubuh lemas kekurangan cairan. Jus buavital bisa menghilangkan dahagamu dan membuat kamu serasa berlibur di kepulauan tropis Raja Ampat.

Tutup matamu dan rasakan kesegarannya disetiap tegukan, rasakan sejuknya angin ditubuhmu dengan sensasi jeruk, nenas dan mangga mengalir di tenggorokanmu.

Rasakan juga khasiatnya untuk kesehatan tubuh :

  • Memberikan manfaat 3 jenis buah yang berbeda
  • sumber vitamin c dan antioksidan tinggi bagi tubuh

Bagaimana promosi ini meningkatkan daya tarik emosional:

  • Ketika Anda membaca iklan ini, Anda dapat membayangkan panasnya gunung sahara dan sejuknya iklim di Raja Ampat.
  • Setelah Anda membaca pembuka, Anda tidak dapat menahan diri untuk menginginkan minuman ini, dan kemudian Anda menemukan alasan untuk membenarkan pembelian ini: manfaat kesehatan 3 jenis buah, sumber vitamin c.

Anda dapat membuat promosi yang mirip seperti ini berdasarkan kebutuhan dari target pasar Anda.

Pertimbangkan kata-kata sensorik mana yang cocok dengan produk/layanan Anda.

Singkirkan Ketakutan

Kita selalu memikirkan hal yang positif terkait produk/jasa kita. Kita percaya bahwa produk kita dapat membantu orang menghemat biaya, menghasilkan lebih banyak uang, atau menjadi lebih produktif.

Namun, kita juga perlu memperhatikan sisi negatif (ketakutan) yang dikhawatirkan oleh calon pembeli terkait produk/layanan yang kita tawarkan.

Kita perlu menjamin, kebebasan dari rasa takut, rasa sakit, dan bahaya sehingga memberikan daya tarik emosional yang kuat bagi calon pembeli.

Berikut contoh promosi dari jasa hosting pembuatan toko online :

Buat toko online tanpa stress

Script toko instan yang kami miliki memungkinkan Anda membuat toko online hanya dengan 2x klik saja, toko online Anda juga sudah dilengkapi dengan fasilitas hitung ongkos kirim seluruh Indonesia. Tanpa perlu paham coding dan tidak perlu stress. Buat toko online Anda dalam 5 menit dan langsung berjualan.

Dan promosi ini juga melanjutkan :

Anda hanya perlu fokus pada bisnis Anda, karena update tema, plugin akan berjalan secara otomatis, toko online Anda juga aman dengan layanan SSL gratis dan software Ninja Security milik kami, sekarang Anda tidak usah takut SPAM atau hack yang bisa mengancam toko online Anda.

Bagaimana perusahaan hosting tersebut menghilangkan ketakutan Anda:

  • Mereka menggunakan kata-kata emosional untuk menggambarkan kerumitan ketika membuat toko online: stress, paham coding, tidak ada fasilitas ongkir.
  • Mereka mendukung klaim mereka dengan fakta-fakta spesifik — update otomatis, layanan SSL gratis, layanan Ninja Security, aman dari SPAM dan Hack.

Untuk menerapkan teknik ini, pertimbangkan apa yang menjadi ketakutan dari calon planggan Anda.

Apa yang membuat mereka repot, merasa terganggu, dan masalah apa yang bisa Anda atasi ?

Pastikan Anda menyertakan fakta spesifik untuk meyakinkan pembaca bahwa itu bukan sekadar bujuk rayu dan omong kosong saja.

Mulailah Menulis Promosi Seperti Seorang Profesional

Apa yang Anda tunggu ?

Menulis promosi pemasaran memang tidak sesulit yang dibayangkan.

Rayulah pembaca Anda untuk membeli, tarik emosi mereka dan bantu mereka membenarkan tindakan mereka dengan logika dan fakta.

Mulailah dengan emosi.

Bumbui  dengan fakta.

Artikel Lainnya

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0