Pada artikel ini kita akan mebahas topik yang banyak diminati orang-orang, tentunya karena mengandung bau-bau uang dan keuntungan, yaitu “Apa itu Saham ?”
Saya akan jelaskan cara kerja saham, apa itu IPO dan dividen, apa itu IHSG, kenapa harga saham naik turun, kenapa orang bisa dapat untung dari saham, dan bagaimana cara membelinya
Pastinya, saham yang akan dibahas disini adalah saham perusahaan terbuka yang dijualbelikan secara publik di bursa efek Indonesia.
Jadi apa itu saham ? Saham itu adalah surat berharga yang mencatat kepemilikan kita pada suatu Perusahaan.
Satuannya adalah lot dan lembar.
Satu lot sama dengan 100 lembar saham.
Meskipun disebut dalam satuan “lembar”, bentuknya sudah bukan lembaran kertas, tapi lot dan lembar yang sudah dicatat secara digital.
Saham diterbitkan saat suatu perusahaan mau mengumpulkan modal dari Masyarakat.
Penerbitan pertama suatu saham disebut IPO,atau “Initial Public Offering”
Pada saat IPO, suatu perusahaan menerbitkan sejumlah lembar saham, dan masyarakat bisa melakukan pembelian terhadap saham tersebut.
Uang yang terkumpul dari penjulan saham tersebut akan dipakai oleh Perusahaan untuk kegiatan usahanya.
Agar lebih jelas, kita akan lihat contoh saham perusahaan es krim: Campina.
Pada tahun 2017 Campina melakukan IPO.
Tujuannya adalah karena Campina mau melunasi utang sebesar 260 miliar.
Jadi saat itu Campina menerbitkan 885 juta lembar saham publik dan itu merupakan 15% dari total saham Campina
Saat itu, ketika baru IPO, sahamnya dijual pada harga Rp. 330 per lembar saham yang artinya, Campina dapat modal dari Masyarakat sebanyak 885 juta lembar saham dikali Rp. 330 per lembar menjadi sekitar Rp. 292 miliar.
Pada saat IPO, uang bergerak dari masyarakat ke Campina.
Jadi, masyarakat yang memegang saham tersebut bisa dibilang memiliki sebagian kecil perusahaan Campina, dan selanjutnya, saham ini bisa diperjualbelikan oleh masyarakat di pasar modal.
Transaksi yang terjadi berikutnya uangnya sudah bukan masuk ke Campina, tapi akan masuk ke siapapun yang melakukan transaksi jual beli saham tersebut.
Saat dilakukan jual beli antar masyarakat, harga saham Campina ini bahkan sampai naik di atas Rp. 1.000 per lembar.
Dan saat artikel ini dibuat harga saham Campina sekitar Rp. 348 per lembar.
Nah kenapa harga saham bisa naik turun seperti itu ?
- Ini disebabkan karena setiap orang menghargai suatu saham berbeda-beda.
- Bayangkan, untuk saham Campina saja, bisa jadi ada lebih dari 800 ribu orang Indonesia yang main saham, dan pada detik yang sama mereka bisa punya pikiran yang berbeda-beda tentang harganya.
- Ada yang melihat dari kinerja perusahaan, ada yang melihat dari harga dan volume penjualan saham.
- Bisa jadi ada yang menghargai berdasarkan rumor dan dari spekulasi.
- Mungkin ada yang dulu udah beli di harga yang lebih murah.
- Bahkan ada yang ngasal aja, atau ikut-ikutan
Dan masih banyak sekali yang bisa mempengaruhi harga beli atau jual yang diinginkan oleh seorang investor dan kita tidak mungkin tahu semua alasannya.
Tapi dari semua contoh di atas, masyarakat yang berpikir bahwa harga sahamnya di masa depan akan naik akan berusaha untuk beli sahamnya.
Sebaliknya orang yang berpikir bahwa harga sahamnya akan turun bisa jadi akan menjual sahamnya.
Ada yang dalam jangka pendek misalnya dalam satu hari atau ada yang dalam jangka panjang misalnya dalam tahunan.
Dari sinilah orang bisa dapat untung dari saham.
Yaitu dengan beli suatu saham, lalu menjualnya di harga yang lebih tinggi.
Cara menghitungnya, kita akan lihat contoh sederhana lagi dengan saham Campina.
Misalnya kita punya Rp. 1.000.000 dan tidak kebagian harga IPO, tapi kemudian kita sempat beli di harga Rp. 500 per lembar.
Berarti kita dapatnya Rp. 1.000.000, dibagi Rp. 500 per lembar sama dengan 2,000 lembar.
Ternyata 2 hari kemudian harganya naik ke Rp. 850 per lembar, lalu kita langsung jual semuanya, rumusnya 2,000 lembar yang tadi kita pegang dikali dengan Rp. 850 kita dapatnya Rp. 1.700.000.
Untung yang kita peroleh adalah Rp. 1.700.000 dikurang modal Rp. 1.000.000 = Rp. 700.000.
Keuntungan atau kerugian ini dinamakan capital gain atau bis akita sebut selisih jual beli saja.
Pertanyaan berikutnya adalah, bagaimana kita bisa tau saham mana yang akan naik di masa depan ?
Umumnya, ada dua analisa yang digunakan :
- Pertama analisa fundamental,
- Kedua analisa teknikal
Analisis Fundamental
Sederhananya, pada analisa fundamental, yang kita cari adalah nilai sesungguhnya suatu perusahaan saat ini dan di masa depan.
Ini diketahui dengan cara menganalisa laporan keuangan perusahaan dan juga menghitung faktor-faktor eksternal lainnya.
Setelah tau nilai sesungguhnya suatu Perusahaan dan memprediksi kinerja masa depannya, kita akan bandingkan nilai perusahaan tersebut dengan harga sahamnya saat ini, dan kita mencari perusahaan-perusahaan yang sahamnya murah bahkan bisa dibilang “salah harga” dalam tanda kutip.
Salah harga ini misalnya bisa terjadi dikarenakan harga saham suatu Perusahaan bisa saja turun untuk sementara saja.
Misalnya pada tahun 2013 sampai 2015 harga batu bara jatuh, sehingga saham-saham perusahaan batu bara juga jatuh padahal penurunan harga komoditas itu sifatnya sementara.
Jadi saat itu banyak perusahaan yang harga sahamnya tidak mencerminkan asset atau modal sesungguhnya perusahaan tersebut.
Dengan membeli saham yang sedang dalam tanda kutip “murah” tapi sebetulnya bagus harapannya adalah di masa depan perusahaan akan memperlihatkan kinerja yang baik.
Sehingga masyarakat lain juga akan sadar bahwa harga saham perusahaan harusnya tidak semurah ini, lalu apresiasinya akan naik dan harga saham tersebut akan naik.
Analisa fundamental umumnya dipakai ketika beli saham untuk investasi, dan lebih untuk jangka panjang, misalnya dari yang 3 bulanan sampai bahkan ditahan selama lebih dari 5 tahun
Kedua adalah analisa teknikal. Pada analisa teknikal, yang kita lihat bukan kinerja suatu perusahaan, tapi lebih ke pergerakan harga dan volume jual beli suatu saham.
Kita akan menggunakan chart untuk mencari pola dan trend harga suatu saham.
Ini bisa dilakukan karena harga saham jangka pendek bergerak sesuai dengan supply-and-demand.
Kalau banyak yang mau beli dan tidak ada yang mau jual berarti yang mau beli harus menawarkan harga yang lebih tinggi.
Dan ternyata, pergerakan harga ini membentuk pola-pola dan trend yang bisa kita pantau
Contohnya, pada analisa teknikal kita sering akan lihat adanya support dan resistance.
Untuk resistance misalnya, itu secara sederhana bisa dibilang adalah harga maksimum secara psikologis dimana Masyarakat rela untuk beli saham tersebut.
Dan bila harga tersebut tembus, resistance harga akan bergerak naik untuk mencari resistance baru.
Jadi dalam analisa teknikal, harapannya adalah kita bisa beli saham ini sebelum saham tersebut banyak diincar oleh investor lain.
Ini dilakukan dengan cara beli sahamnya di saat yang tepat kalau tadi dengan contoh resistance, berarti kita harus beli saat harga sahamnya menembus resistance.
Saat harga aset menyentuh level support, diharapkan harga aset akan kembali naik dan tidak turun lebih jauh lagi.
Saat tren harga sedang terus menanjak, pada satu waktu harga aset akan berhenti di satu titik, dan ini disebut dengan resistance.
Analisa Teknikal
Analisa teknikal umumnya dipakai untuk beli saham dengan tujuan trading, jadi untuk jangka pendek, bisa harian, mingguan, atau bulanan.
Untuk merangkum analisa teknikal dan fundamental, bisa kita disederhanakan seperti ini:
- Pada analisa fundamental kita cari barang bagus yang sedang diskon, jadi kita beli ketika diskon, lalu kita jual lagi dengan harga sesungguhnya untuk mendapatkan untung.
- Sedangkan analisa teknikal, kita beli barang yang kita tau bakal banyak dicari orang, gak perlu lihat apakah barangnya bagus atau tidak, yang penting kita beli duluan, nanti kalau barangnya udah mulai banyak dibeli, akan semakin langka dan karena langka harganya akan naik, dan kita bisa untung dengan jual dengan harga lebih mahal.
Selain dari selisih jual beli, di saham kita juga bisa dapat keuntungan dari dividen.
Tadi ketika kita beli saham, dikatakan bahwa kita memiliki sebagian dari perusahaan tersebut, maka kita juga berhak atas keuntungan yang dihasilkan oleh Perusahaan.
Berapa jumlahnya akan ditentukan oleh direksi perusahaan, dan disahkan oleh para pemegang saham pada rapat umum pemegang saham.
Contohnya, perusahaan Hexindo, pada rapat pemegang saham 2018 memutuskan untuk membagikan 80% dari laba ke pemegang saham.
Jadi uang yang mau dibagikan sekitar 18 juta dollar, kepada 840 juta lembar saham.
Berarti 1 lembar saham akan dapat 18 juta dollar dibagi dengan 840 juta lembar, yaitu $ 0,02148, atau Rp. 320,67 per lembar saham
Jadi kalau misalnya kita pegang 3100 lembar saham, ya 3100 dikali Rp. 320,67 sama dengan Rp. 994.077.
Dividen ini akan dipotong pajak 10% kemudian langsung masuk ke rekening saham kita.
Lalu apa itu rekening saham ?
Jadi agar bisa membeli saham kita harus daftar dulu ke namanya perusahaan sekuritas.
Sekuritas ini yang akan menjadi perantara agar kita bisa membeli dan menjual saham.
Kita akan dibuatkan yang namanya rekening dana investor yang akan menyimpan uang kita untuk beli saham.
Saat kita jual saham atau saat kita dapat dividen, uang akan otomatis masuk ke rekening dana investor kita.
Dan perusahaan sekuritas akan menyediakan website dan app handphone yang bisa kita pakai untuk jual beli saham.
Setiap transaksi juga akan dipotong fee, untuk jual dan beli, total fee nya bisa sekitar 0,3% sampai 0,7%.
Jadi untuk memilih sekuritas yang kita harus perhatikan adalah berapa fee nya dan seberapa mudah menggunakan aplikasi atau websitenya.
Terakhir, kita akan mebahas sedikit tentang IHSG.
Jadi setiap saham akan dicatat di bursa efek Jakarta.
Tiap perusahaan akan diberikan kode 4 huruf, misalnya dari perusahaan yang saya contohkan Campina kodenya CAMP, Hexindo kodenya HEXA, dan Indofood kodenya INDF.
Saat ini ada lebih dari 600 saham publik, dan semua perubahan saham tersebut akan dirangkum dalam angka IHSG, atau Indeks Harga Saham Gabungan.
Setiap saham memiliki bobot berbeda, tergantung dari harga sahamnya dan total lembar saham yang beredar.
Semakin tinggi ini, disebut “kapitalisasi pasar” maka semakin tinggi saham tersebut bisa mempengaruhi pergerakan IHSG.
Kalau kita mau mulai main saham, kita harus mulai memantau angka IHSG untuk melihat kira-kira pergerakan saham dan sentimen Masyarakat sedang naik atau sedang turun.
Kesimpulannya adalah :
- Pertama saham adalah bukti kepemilikan kita pada suatu Perusahaan.
- Kedua, harga saham bisa berubah-ubah, karena setiap orang menghargai suatu saham di harga yang berbeda-beda.
- Ketiga, kita bisa dapat untung dari saham dari selisih jual beli, dan dari deviden.
- Keempat, untuk memprediksi harga saham ada analisa fundamental, dan analisa teknikal.
- Kelia, untuk beli saham, kita harus punya akun dulu di perusahaan sekuritas.
- Dan keenam, IHSG adalah indeks yang mencatat seluruh saham yang dijual belikan di Indonesia.
Nah,itu dia penjelasan singkat mengenai apa itu saham, semoga artikel ini membantu Anda untuk mendapat penjelasan yang lebih sederhana.
0 Komentar