Psikologi Angka : Cara Membuat Harga Jual Produk Yang Baik dan Benar

Halo semuanya, lama tak berjumpa. Kali ini mbah wp mau berbagi sedikit tentang psikologi angka dan menerapkannya untuk cara membuat harga jual produk yang baik dan benar.

Coba tebak.

Mana nomor telepon di bawah ini yang dimiliki laki-laki? Dan yang mana milik seorang perempuan?

  • A: 899-2752-111
  • B: 812-6842-2026

Saya akan membagikan jawabannya nanti.

Jadi sebelumnya mbah mau bercerita dulu.

Dulu waktu kuliah, awal-awal hp lagi booming, mbah punya pengalaman yang aneh dan lucu. Mbah terpaksa ganti nomor HP (padahal waktu itu kartu perdana mahal banget loh…pake kotak lagi heheheh..kerenlah pokoknya).

Kenapa kok bisa sampe ganti nomor HP ? Ini gara-gara waktu itu teman-teman cewek di kampus pada ngejek nomor HP mbah, mereka bilang nomor HP nya terlalu feminine.

Nomor HP kayak gitu cocoknya buat cewek.

Nomor HP buat cewek ??? !!! Aneh kan ?. Kalau dibilang warna pink buat cewek, menurut mbah masih masuk akal. Tapi kalau nomor HP khusus buat cewek ? Hmmmm….

Tapi, karena waktu itu HP masih barang mewah dan menunjukkan prestise, jadi daripada di ejek terus ya saya ganti aja.

Saya pernah membaca Journal of Consumer Research dan menemukan sesuatu yang menarik: ternyata orang-orang melihat/mengklasifikasikan angka-angka tertentu untuk laki-laki atau perempuan.

Nah, kembali ke pertanyaan diatas

  • A: 899-2752-111
  • B: 812-6842-2026

Dapatkah kamu melihat yang mana nomor HP untuk laki-laki ? yang mana untuk perempuan ?

Menurut penelitian, nomor HP kedua terdengar lebih feminin.

Apakah ini hanya tebak-tebakan saja ? Kok bisa gitu ? Ngarang deh kayaknya.

Jangan khawatir, mbah akan menjelaskan alasannya. Kita akan membahas dua topik:

  • MENGAPA angka memiliki jenis kelamin
  • BAGAIMANA kamu bisa menerapkan prinsip ini dalam dunia marketing

Mengapa Angka Memiliki Jenis Kelamin?

Jadi apa jawabannya? Bagaimana bisa angka – memiliki makna semantik, seperti jenis kelamin?

Semua ini berkaitan dengan evolusi manusia, proses evolusi mulai dari nenek moyang kita membagi  manusia ke dalam dua jenis : nyaman dan kompeten (Fiske, Cuddy, & Glick, 2006).

Begitulah cara evolusi membentuk kita agar dapat bertahan hidup.

Terima kasih juga kepada seleksi alam, samapai sekarang kita masih memiliki mekanisme bawaan ini. Bahkan sampai saat ini, kita mengkategorikan SEMUA rangsangan ke dalam satu dari dua keranjang:

  • Keranjang 1: Kenyamanan (emosional, relasional/hubungan, dll.)
  • Keranjang 2: Kompetensi (rasional, pencapaian, dll.)

Lebih penting lagi, keranjang tersebut selaras dengan stereotip gender kita :

  • Perempuan = Nyaman
  • Laki-laki = Kompetensi

Lalu … bagaimana hubungannya dengan angka ? Pertanyaan bagus

Manusia mengkategorikan konsep abstrak (misalnya, angka) ke salah satu dari keranjang tersebut.

Dengan demikian, angka mewarisi kualitas dari masing-masing keranjang.

Secara khusus, kita membuat kategorisasi ini:

  • Kenyamanan / Wanita: bilangan bulat (mis., 812-6842-2026)
  • Kompetensi / Pria: bilangan ganjil (mis., 899-2752-111)

Itu kategorinya dibuat berdasarkan apa ? bagaimana kita menentukannya ? Ini semua dikategorikan  karena adanya mekanisme yang telah disebutkan diatas (meskipun mekanisme ini terjadi di alam bawah sadar kita).

Menurut sebuah penelitian (Wilkie & Bodenhausen, 2015) :

Bilangan bulat lebih mudah untuk diproses (dicerna oleh pikiran). Bilangan bulat terasa lebih akrab dan mudah untuk diingat. Jadi, kita menghubungkan bilangan bulat dengan kenyamanan (yaitu, wanita).

Angka dengan bilangan ganjil lebih sulit diproses. Bilangan ganjil membutuhkan usaha lebih untuk dicerna dan diingat oleh pikiran. Jadi, kita mengaitkannya dengan kompetensi (yaitu, laki-laki).

Ada juga mekanisme kedua. Kita juga mempertimbangkan prototipisitas 1 dan 2:

“Nomor 1 menyiratkan entitas tunggal (dan dalam beberapa kasus, pilihan yang paling dominan) dan konsisten dengan tema otonomi … Sebaliknya, angka 2 menyiratkan sepasang objek terkait, konsisten dengan tema relasional …” ( Wilkie & Bodenhausen, 2011, pp. 206-207)

Dengan kata lain…

  • Angka 1 adalah laki-laki
  • Angka 2 adalah perempuan

Trus, apa masalahnya? Itu hanya dua angka, kan?

Baiklah. Tapi tidak juga.

Anda lihat, kita melihat 1 dan 2 sebagai PROTOTIP untuk angka ganjil dan genap. Kedua angka ini berperan sebagai kapten dalam sebuah tim. Mereka mempengaruhi kualitas untuk seluruh tim.

  • Laki-laki → 1 → Semua Bilangan Ganjil
  • Perempuan → 2 → Semua Bilangan Genap

Untuk menguji ide-ide tersebut, Wilkie dan Bodenhausen (2011) meminta orang untuk menebak jenis kelamin bayi.

Ketika bayi dipasangkan dengan angka ganjil, orang-orang lebih cenderung menebak jenis kelamin bayi sebagai laki-laki (dan sebaliknya angka genap pada perempuan).

Lalu, Bagaimana Kamu Dapat Menerapkan Prinsip Ini Dalam Dunia Marketing ?

Prinsip ini cukup aneh bagi beberapa orang. Tetapi faktanya dilapangan, prinsip ini memiliki pengaruh yang sangat kuat dan hebat dalam penentuan penulisan harga produk.

Saat memilih angka pada harga produk yang kamu jual, pertimbangkanlah target pasar Anda.

Secara khusus:

  • Apakah kamu menjual produk dengan target pembeli LAKI-LAKI ? Buatlah harga dengan bilangan yang ganjil (mis: Rp. 459.899), harga ini akan tampak lebih menarik.
  • Apakah kamu menjual produk dengan target pembeli PEREMPUAN ? Buatlah harga dengan bilangan bulat (mis: Rp. 400.000), harga ini akan tampak lebih menarik.

Model penulisan seperti harga tersebut  seharusnya meningkatkan penjualan (lihat Yan, 2016 untuk membaca dukungan penelitian).

Selain hal diatas, kamu juga harus memperhatikan jenis produk yang kamu jual- apakah produk kamu bersifat rasional atau emosional.

  • Jika kamu menjual produk yang rasional, seperti laptop untuk bisnis? Harga yang tepat adalah dengan membuat bilangan ganjil (mis : Rp. 4.759.999) akan terlihat lebih menarik.
  • Jika kamu menjual produk yang melibatkan emosional, seperti tiket untuk nonton bioskop, nonton konser atau pertandingan olahraga ? Harga dengan bilangan bulat akan mendongkraak penjualan (mis: Rp. 400.000) akan tampak lebih menarik.

Penulisan harga produk memang bisa menjadi hal yang serius bisa juga menjadi hal yang menyenangkan jika kamu tahu rahasia di baliknya.

Artikel Lainnya

2 Komentar

  1. Universitas Psikologi

    Ulasan yang sangat menarik….
    agak aneh memang bagi orang awam.
    tapi ini seperti sugesti ya?

    Balas
    • hervansin

      Ngak tau juga ini masuk sugesti atau bukan, tapi ini berdasarkan penelitian psikologi manusia dan memang diterapkan dalam dunia marketing. Terimakasih sudah berkunjung mas.

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0